Jumat, 11 Juni 2010

Pencarian Makna Kehidupan

Pekan lalu, saya menyempatkan diri untuk menjenguk salah seorang rekan senior di ICU salah satu RS Swasta di Jkt. Usia Beliau 72 tahun. Kondisi Beliau cukup parah, kabar terakhir, Beliau mengalami gagal ginjal disertai komplikasi; sehingga harus dibantu dengan alat bantu pernafasan dan dipantau intensif dengan berbagai alat pemantau.

Kunjungan tersebut menampar kesadaran saya. Seberapa mudahnya manusia menjadi rapuh, sakit, dan tidak berdaya. Umur bukanlah patokan, karena hidup manusia merupakan Misteri Illahi. Karenanya, saya dibangunkan kembali bahwa saya harus menghargai setiap detik kehidupan yang masih dipercayakan kepada saya dan mengisinya dengan hal-hal yang bermakna.

Saya pun segera meninjau kembali bagaimana kehidupan yang telah saya jalani. Dalam perenungan tersebut, saya menyadari sebuah kenyataan yang mengenaskan; di kala kehidupan saya terasa "baik-baik saja" dan "on the right track", justru saya merasa kehidupan saya semakin tidak bermakna. Rupanya, saya sudah terjebak ke dalam "rat race", dimana saya berlari dan terus berlari di dalam sebuah perlombaan tidak berujung. Saya sudah terjebak ke dalam "kesibukan", sehingga saya mengesampingkan beberapa hal penting yang mendasar di dalam kehidupan.

Sudah lama sekali, saya tidak menyediakan waktu untuk merenung secara pribadi. Sudah beberapa bulan terakhir ini, saya tidak pernah menyempatkan waktu untuk berolahraga. Sudah beberapa pekan terakhir, saya tidak pergi bersekutu dengan saudara-saudara seiman. Banyak juga hal lain yang sepertinya "tertinggal" karena alasan "kesibukan".

Saya diingatkan oleh seorang rekan, bahwa hidup manusia hanya akan bermakna jika dijalankan sesuai dengan SOP Sang Pencipta. Yes, benar sekali, saya sependapat. Rupanya saya harus segera kembali kepada SOP Sang Pencipta, melakukan komtemplasi sembari menata ulang kehidupan saya. Menyusun kembali prioritas hidup, sesuai dengan SOP Sang Pencipta. Merubah kebiasaan-kebiasaan yang kurang bermakna, serta berkomitmen untuk berubah dan melaksanakannya dengan disiplin.

Semoga ini menjadi titk balik bagi saya untuk dapat kembali memberikan makna di dalam kehidupan saya.


Get well soon, Opa Sur.

1 komentar:

  1. Jumat, 2 Juli 2010, Opa Sur telah meninggalkan kita semua. Selamat jalan, Opa Sur. Semoga semangat DIY yang telah ditaburkan bisa senantiasa menyala di dalam diri DIY-ers. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan.

    BalasHapus