Kamis, 03 Mei 2012

Safety in DIY Audio

Weekend lalu, saya baru mengikuti sebuah sesi mengenai safety driving, yang disponsori oleh salah satu merek mobil buatan USA. Dalam sesi tersebut, dibahas 10 tips mengemudi, sehingga pengemudi dan penumpang dapat terhindar dari potensi bahaya di jalan raya. Tips yang menurut saya paling penting adalah mengemudi merupakan full time job, sehingga tidak bisa dibarengi dengan kegiatan apapun, termasuk ngobrol serius, makan, menelpon, SMS, dan BBM.

Dari sesi safety driving tersebut, saya baru menyadari bahwa setelah beberapa tahun bergelut dengan dunia DIY Audio, mungkin saya belum mengikuti kaidah-kaidah safety di dalam DIY Audio. Dalam mengerjakan project-project DIY Audio, saya banyak berhubungan dengan potensi bahaya, seperti tersengat listrik PLN (AC 220V), tersengat listrik DC diatas 60V, dan tersengat listrik dari capacitor besar yang masih menyimpan listrik. Untunglah, selama ini saya belum pernah mengalami electic shock dan saya berharap untuk tidak akan pernah mengalaminya.

Saya kemudian berusaha mencari kesana-kemari mengenai safety dalam elektrikal, juga tentunya dalam DIY Audio dan saya menemukan satu halaman web yang sangat menarik dari forum DIYAudio. Disana banyak sekali tips-tips mengenai safety dalam mengerjakan project DIY Audio, sayangnya tips-tips tersebut ditulis dalam Bahasa Inggris, sehingga mungkin kurang familiar bagi kita.

Saya mencoba menyadur informasi yang saya kumpulkan dari berbagai sumber, dan inilah beberapa tips mengenai safety dalam DIY Audio:
1. Listrik merupakan hal yang sangat berbahaya, karena aliran listrik sebesar beberapa miliamper selama beberapa detik melewati tubuh kita dapat menyebabkan jantung untuk berhenti berfungsi.
2. Bekerjalah dengan perlahan dan hati-hati, jangan pernah mengerjakan project DIY Audio dalam keadaan marah atau lelah, karena itulah saat dimana kita bisa berbuat hal yang ceroboh.
3. Selalu gunakan komponen dengan rating voltase dan arus yang memadai. Jangan coba menggunakan komponen dengan rating voltase atau arus dibawah kebutuhan, walaupun hanya untuk ujicoba sesaat.
4. Gunakan Variac untuk menyalakan suatu project pertama kali, untuk memastikan semua rangkaian berfungsi, baru gunakan listrik PLN secara penuh.
5. Pastikan untuk mengosongkan capacitor sebelum kita menggunakannya. Gunakan resistor 100K/5W untuk men-short kaki capacitor, jangan di-short dengan cara lain. Re-check menggunakan volt-meter untuk memastikan sudah tidak ada listrik yang masih tersimpan.
6. Gunakan drain-load (bleeder) resistor pada power supply dengan voltase tinggi dan/atau capacitor besar. Resistor ini berfungsi untuk memastikan tidak ada listrik yang tersisa pada saat rangkaian dimatikan.
7. Jika menggunakan listrik dari PLN, gunakan fuse dengan rating arus yang cukup, jangan terlalu besar. Rule of thumb untuk menentukan rating arus yang cukup untuk fuse adalah: total VA secondary trafo dibagi dengan 75.
8. Switch on-off listrik PLN yang digunakan sebaiknya switch ganda, karena harus memutuskan line dan neutral sekaligus. Ini adalah kesalahan yang selalu saya lakukan, karena selama ini saya hanya memutus salah satu saja.
9. Semua bagian chassis yang terbuat dari metal (besi, alumunium, tembaga) harus di-ground-kan, dalam pengertian dihubungkan dengan earth PLN. Fungsinya adalah sebagai safety ground, jika terjadi short antara line atau neutral dengan chassis.
10. Selalu waspada dengan barang-barang yang terletak (atau tergeletak) di sekitar kita, karena dapat membuat kita terluka, terbentur, tersandung, atau terpeleset.

Ok, sekian dulu untuk hari ini, semoga saya dapat menerapkan tips-tips itu dalam mengerjakan project-project DIY Audio saya yang berikutnya. Mari pastikan, jangan ada lagi DIY-ers yang menderita karena kurangnya pemahaman tentang safety.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar