Senin, 06 Agustus 2012

Klenik Audio 06: main-main kubus

Percayakah Anda jika ada sebuah benda yang ditaruh di atas speaker dan mampu merubah suara yang dihasilkan oleh speaker itu? Nah, inilah ceritanya .....

Sebuah kubus yang dibuat dari beberapa jenis kayu yang direkatkan, kemudian ada lubang besar sampai separuh kubus dan di tengah lubang besar itu ada lubang kecil sampai tembus. Kubus kayu inilah yang ditaruh di atas speaker dan secara ajaib membawa perubahan yang cukup signifikan pada suara yang dihasilkan.

Percobaan pertama, kami mencoba menaruh kubus tersebut diatas ProAc R1S milik Pak PJ:


Percaya tidak percaya, kubus ditaruh di bagian depan efeknya lain dengan kubus ditaruh di bagian belakang. Jika kubus ditaruh di bagian depan, efek yang terdengar adalah suara seperti lebih soft. Jika kubus ditaruh di bagian belakang, efeknya adalah low terdengar semakin solid.

Kemudian kami mencoba di speaker Richard Allen, salah satu speaker simpanan Pak PJ.



Speaker yang sangat cantik, bukan? Bersuara sangat akurat, tetapi lembut. Sangat worthed, untuk speaker yang masih 100% standar. Tetapi, dengar-dengar sih, speaker ini ternyata sangat langka.

Kesimpulan di speaker Richard Allen ini pun masih sama, kubus membawa perbedaan suara jika diletakkan di bagian depan maupun di bagian belakang. Kami sepakat bahwa kami lebih suka dengan improvement suara jika kubus ditaruh di bagian belakang.

Kemudian saya pun diperkenankan membawa pulang dua buah kubus ke rumah saya dan di weekend lalu saya pun mencobanya di ProAc R1SC saya. Ini adalah penempatan kubus di speaker sebelah kanan:


Dan ini adalah penempatan di speaker sebelah kiri:


Hasilnya di sistem saya adalah: bass terdengar lebih terkontrol daripada sebelumnya.

Sedikit latar belakang, ruang dengar saya bukanlah ruang yang ideal untuk mendengarkan audio, karena ukurannya 3m x 3m dengan tinggi plafond 3.3m. Menurut rekan saya yang pakar akustik, ruang seperti ini sangat tidak dianjurkan untuk dipergunakan sebagai ruang dengar, karena akan muncul comb-filter khususnya di frekuensi low akibat pantulan-pantulan yang terjadi di dalam ruangan. Beberapa frekuensi low akan "kelebihan" sementara beberapa frekuensi low lain akan "kekurangan".

Untuk mengatasi kondisi ini, untuk sektor frekuensi mid dan high, saya sudah menggunakan Binary Amplitude Diffusor, buatan rekan saya. Untuk sektor frekuensi low, ini masih menjadi pekerjaan rumah yang besar untuk saya. Jalan keluar terbaik adalah menggunakan bass-trap. Tentunya, cukup banyak dana yang harus dikeluarkan untuk membuatnya.

Nah, anehnya, dengan penggunaan kubus tersebut di atas speaker saya bagian belakang, efek comb-filter bisa diminimalisasi. Karena penasaran, saya sudah mencoba beberapa kali, dengan berbagai lagu referensi yang bass-nya terkenal mematikan, dan memang efeknya seperti itu. Menurut bisikan salah seorang rekan, kubus tersebut ternyata berfungsi sebagai "helmholtz resonator" yang memang jawara untuk membenahi akustik di sisi low.

Wah, I'm so lucky, karena alat tuning yang sederhana ini, saya bisa menunda (bahkan meniadakan) rencana saya untuk menggunakan bass-trap. Terimakasih, Pak PJ untuk hibahan kubus-nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar