Selasa, 19 Februari 2013

Modifikasi Nakamichi PA-304

Wauw, ternyata sudah lama sekali saya tidak mengupdate kegiatan solder-menyoder saya disini, padahal solder-menyoder jalan terus. Rupanya, kesibukan saya di kantor memang menguras energi saya sehingga tidak sempat lagi untuk mengupdate blog saya. Eniwei, mulai hari ini, semoga saya bisa mengalokasikan sedikit waktu untuk mengupdate sharing saya.

Singkat kata, saya memiliki sebuah power amplifier untuk Car Audio, bermerek Nakamichi type PA-304. Power amplifier ini memiliki 4 channel dengan daya keluaran 30W di 8 ohm. Power amplifier ini sudah saya pakai cukup lama dan sepanjang saya pakai, saya cukup puas dengan suaranya. Hanya saja, pada saat amplifier ini dinyalakan, ada seperti suara kurang enak yang keluar dari speaker, seperti bunyi "jeduk". Hal inilah yang membuat saya ingin membongkar dan mencoba memperbaiki apa yang rusak.

Saya kemudian mencari service manual untuk Nakamichi saya dan saya menemukannya disini.

Singkat kata, saya pun membongkar Nakamichi saya dan berdasarkan service manual saya pun mengganti beberapa capacitor yang memang terlihat sudah tua pada Nakamichi saya.



Nakamichi PA-304 ini merupakan power amplifier yang cukup idealis, dimana power supply menggunakan PCB yang terpisah dengan signal, sehingga minim intervensi antar bagian. Bagian penguat awal menggunakan IC OpAmp yang dioperasikan di class-A, dimana IC OpAmp tersebut terus-menerus "bangun" dan siap memperkuat signal suara. Bagian penguat akhir menggunakan MosFET yang beroperasi di class-AB.

Ini adalah detail dari sisi power supply-nya:



Disini saya menggunakan Nichicon FW ukuran 10.000uF/16V sebagai capacitor bank dan Panasonic FC ukuran 2.200uF/50V sebagai capacitor bank khusus untuk bagian penguat akhir. Selain Nichicon FW dan Panasonic FC, saya juga menggunakan WIMA MKP untuk menggantikan beberapa capacitor kecil ukuran 0.1uF dan 0.22uF.

Ini adalah detail dari sisi singal-nya:



Dari sisi lain:



Disini saya menggunakan Elna Cerafine, Nichicon Muse, Elna Silmic II, WIMA MKP, dan IC OpAmp JRC4558. Saya juga mengganti seluruh perkabelan dari PCB power supply menuju PCB signal dan dari jack RCA input ke PCB signal.

Well, tidak terlalu buruk untuk pekerjaan selama 3 jam bukan? Bagaimana suaranya? Wah, saya belum sempat melakukan instalasi di mobil saya. Semoga dalam waktu dekat saya akan melakukan instalasi dan bisa segera menikmati hasilnya. Wish me luck, semoga penyakit "jeduk"-nya sudah hilang .....

Senin, 22 Oktober 2012

Klenik Audio 08: Ferrite Bead

Untuk posting kali ini, saya mencoba sebuah teknik yang mungkin sudah umum dipakai di dalam dunia listik dan elektronika, hanya saja belum diaplikasikan di sistem saya. Kalau kita amati, beberapa alat elektronik menggunakan sebuah blok silinder di ujung dekat colokan listrik-nya. Konon kabarnya, isi dari blok silinder tersebut adalah ferrite. Menurut wikipedia, fungsi dari ferrite bead ini adalah untuk menekan noise frekuensi tinggi.

Jika saya cari informasi lebih lanjut, ternyata aplikasi ferrite bead ini tidak hanya dalam bidang kelistrikan, tetapi juga sudah merambah ke dalam aplikasi audio. Dalam link ini disebutkan bahwa penempatan ferrite bead pada kabel speaker ternyata mampu merubah suara yang dihasilkan oleh speaker.

Dalam diskusi di salah satu milis otomotif, aplikasi ferrite bead pada beberapa titik pada kendaraan ternyata pun dapat meningkatkan performance mesin secara keseluruhan. Waktu saya diskusikan dengan rekan yang mengerti kelistrikan mobil, aplikasi ferrite bead terutama pada mobil yang menggunakan coil dan busi memang dapat meningkatkan kestabilan listrik yang dibutuhkan untuk proses pengapian.

Saya jadi penasaran dengan informasi-informasi yang saya dapatkan tersebut. Singkat kata, saya pun mendatangkan 10 pcs Ferrite Bead bermerek TDK.


Foto close-up-nya:


Dan ini adalah aplikasi ferrite bead tersebut pada power cord utama saya:


Apakah membawa perubahan? Belum tahu, karena setelah memasang ferrite bead tersebut, saya belum memiliki kesempatan untuk mendengarkan musik secara serius. Saya pun belum sempat bereksperimen untuk menempatkan ferrite bead tersebut pada kabel coil dan kabel busi di mobil saya. Semoga aplikasi itu membawa perbaikan pada sistem saya dan juga mobil saya. Wish me luck .... Hehehehehe ....

Kamis, 18 Oktober 2012

Klenik Audio 07: Auricap Tweak

Kali ini, biarkan foto berbicara lebih dahulu:



Auricap Tweak sebenarnya sudah banyak dibahas di website-website luar, karenanya, saya jadi penasaran untuk mencobanya.

Intinya, Auricap Tweak adalah menempatkan capacitor Auricap pada AC Inlet pada CD Player atau perangkat audio lainnya sebelum trafo. Auricap akan berfungsi sebagai line filter.

Hal terpenting yang harus diperhatikan disini adalah Voltage Rating dari Auricap yang dipergunakan harus diatas rating voltase PLN kita. Karena rating voltase PLN kita adalah 220V (padahal jarang sekali saya memperoleh 220V, paling hanya 208V saja), saya mempergunakan Auricap XO dengan voltage rating 600V.

Berapa ukuran Auricap yang bisa dipakai? Umumnya, antara 0.1uF s/d 0.47uF. Konon kabarnya, perbedaan ukuran tersebut juga membawa efek terhadap suara. Saya belum pernah meng-eksplor sejauh itu. Auricap XO yang saya gunakan adalah ukuran 0.22uF.

Ide tersebut kemudian saya coba adaptasi dengan menempatkan Auricap XO menggunakan saklar on-off pada steker kombinasi saya. Alasannya simpel saja, karena saya ingin mencoba membandingkan dengan Auricap dan tanpa Auricap.

Dari hasil mendengarkan sepintas, dengan menggunakan Auricap di AC Inlet, noise floor terdengar lebih rendah, sehingga lebih banyak detail yang muncul dan terdengar di sistem saya. Apakah percobaan yang sama akan membawa akibat yang sama di sistem lain? Saya tidak tahu, silakan mencoba sendiri .....

Senin, 15 Oktober 2012

Joice-Moza Balanced Preamp - Final Stage?

Inilah moment yang saya tunggu-tunggu setelah beberapa minggu lamanya berjuang keras untuk merakit Joice-Moza Balanced Preamp ini. Weekend kemarin, saya memutuskan untuk segera mencoba apakah Joice-Moza saya bisa bersuara normal. Singkat kata, saya pun memasang Capacitor Output dan kabel-kabel menuju Jack RCA. Rencananya, saya akan mengambil output dari LightSpeed B1 via kabel RCA, lalu output dari Joice-Moza akan masuk ke F5 Lateral juga via kabel RCA.

Kira-kira, beginilah tampang-nya Joice-Moza saya sewaktu disambungkan:


Dengan deg-deg-plas saya menyalakan CDP CEC TL51-XR, lalu DAC AK4393, lalu LS-B1, lalu Joice-Moza saya. Kemudian, saya pun menyalakan F5 Lateral saya, pheew .... dead silent. Tanda-tanda baik.


Saya pun mulai memutar CD di CDP saya dan keluarlah suara yang saya harapkan. Horeeee ..... Yippie .....


Setelah break-in selama 1 jam, menggunakan Yanni, Live in Acropolis, saya pun mulai mencoba mendengarkan efek dari penggunaan Joice-Moza ini pada sistem saya. Saya menggunakan lagu referensi Enter Sandman dari Metallica untuk melakukan testing terhadap dinamika dan harmonik. Dari tes dengar tersebut, Joice-Moza lulus dengan gilang gemilang. Lagu referensi kedua yang saya gunakan adalah Black Magic Woman dari Patricia Barber untuk menguji transient, staging, dan detail. Dari tes dengar tersebut, lagi-lagi Joice-Moza lulus dengan gilang gemilang.

Inilah foto-foto close up dari Joice-Moza saya, dimulai dari dioda dan elco utama dari power supply (Joice):


Bagian power supply (Joice) awal:


Bagian power supply (Joice) akhir:


Unit signal (Moza)-nya:


Coupling Capacitor Output yang saya gunakan bukanlah capacitor fancy dengan harga yang mencekik leher. Untuk output yang dipakai saya menggunakan Jantzen CrossCap, yang merupakan capacitor standar untuk crossover speaker. Untuk output yang di-ground-kan, saya menggunakan AudioPhiler, capacitor murah meriah von Glodok.

Trafo yang saya gunakan:


Diatas trafo itu sengaja saya tempelkan MusicSnap, untuk menghilangkan pengaruh dari induksi frekuensi tinggi di sekeliling dan medan magnet yang dihasilkan oleh trafo pada saat mengubah listrik PLN menjadi listrik AC.

Saya sangat puas dengan kinerja Joice-Moza saya ini, tetapi banyak sekali bisikan yang saya dengar untuk terus meng-upgrade kinerja Joice-Moza ini dengan beberapa alat tambahan, yakni power choke dan line output transformer. Let's see apakah saya akan cukup puas dengan performance seperti ini atau saya akan maju lagi ke tingkat selanjutnya. Let's see ..... Hehehehehe .....

Senin, 08 Oktober 2012

Joice-Moza Balanced Preamp - Part 3

Weekend lalu, saya kembali melanjutkan proses perakitan Joice-Moza saya. Proses ini harus dimulai dengan melakukan proses matching terhadap stok 2SK170V yang saya miliki.


Semoga stok saya cukup untuk memperoleh setidaknya dua pair-match atau lebih bagus lagi memperoleh satu quad-match. Mari kita berdoa.

Ini adalah rangkaian sederhana untuk menguji Vgs yang saya peroleh dari Internet.


Ini adalah rangkaian testing yang sudah jadi. Sangat sederhana, hanya menggunakan 1 buah soket IC 8 pin, 1 buah resistor 1K, dan beberapa kabel.


Dilihat lebih dekat:


Ini adalah pada saat saya menguji 2SK170BL cabutan:


Ini adalah Vgs yang terbaca untuk 2SK170BL tersebut:


Ok, sekarang kita mulai melakukan proses yang sama untuk seluruh stok 2SK170V yang saya miliki. Setelah kurang lebih 20 menit melakukan proses ini, inilah hasilnya:


Hore, ternyata saya memperoleh satu quad-match, dengan Vgs terbaca 0.543V. Singkat kata, langsung saja keempat 2SK170V yang quad-match tersebut saya pasangkan kepada kedua Moza saya. Setelah semuanya terpasang rapi, saya pun melakukan proses burn-in selama beberapa jam untuk membiarkan semua komponen saling beradaptasi.


Saya tinggal menunggu Capacitor Output saya datang, kemudian saya bisa melanjutkan dengan testing suara. Rencana awalnya adalah menggunakan kabel RCA langsung dari output LightSpeed B1 saya, masuk ke rangkaian JM ini, lalu output-nya ke F5 Lateral ala KG saya. Semoga hal ini bisa saya wujudkan di weekend nanti. Wish me luck ....