Jumat, 08 April 2011

Kumpul-kumpul Audio

Hari Sabtu, tanggal 2 April 2011 yang lalu, saya dan beberapa rekan DIY-ers sepakat untuk melakukan gathering kecil-kecilan di rumah saya. Rencananya, kami akan menguji dengar beberapa perangkat hasil karya DIY masing-masing menggunakan ruang dengar saya yang sudah di-treat dengan BAD.

Ada beberapa perangkat yang dibawa oleh rekan-rekan untuk diuji dengar, yakni:
- Shanling T100, full modified by Pak PJ
- Marantz CD4000, full modified + lampizated by Pak PJ
- Philips SD110, full modified + lampizated by Pak PJ
- Aikido Cipinang, dengan octal tube dan LOT, by Pak PJ
- Aleph J2-clone, buatan Mas Arie Handoko

Saya sendiri menyiapkan perangkat yang sudah saya gunakan sehari-hari, yakni:
- CD Player: NAD C520
- Preamp1: Si Tjoepoe™ KG
- Preamp2: AikiPhinx™
- Power Amplifier: F5 Lateral ala KG
- Speaker: DIY, made by Pak Handy Arianto, Bandung
- Interconnect: Synergistic Research AV Matrix dan Indian Warrior by ATP
- Kabel Speaker: Sioux by ATP

Uji dengar pun dimulai dengan menggunakan Shanling T100, AikiPhinx™, dan F5 Lateral ala KG. Dalam uji dengar tersebut, kami dibuat terpana oleh performance Shanling T100 yang sudah full dimodifikasi oleh Pak PJ, termasuk penggantian topologi tube section-nya dari SRPP menjadi Paralel Cathode Follower. Suaranya luar biasa, micro-harmonic yang sangat kaya, sehingga mampu menghasilkan staging dan image yang manthep. Seperti memperoleh "gema-gema yang diinginkan", menurut rekan saya.


Kami kemudian mencoba Aikido Cipinang yang menggunakan octal tubes dan Lundahl 1660. Ternyata, penggunaan LOT pada Aikido menghasilkan suara yang sama sekali berbeda dengan menggunakan capacitor coupling. Nuansa suara yang halus tapi tegas pun kami peroleh dalam ujicoba tersebut.


Ini adalah PCB asli dari John Broskie dengan octal tubes.


Ini adalah LOT yang digunakan.


Sesi selanjutnya adalah ujicoba Aleph J2-clone. Pada uji dengar kemarin, performance Aleph J2-clone terlihat kurang optimal, karena seperti kekurangan tenaga dan sangat roll-off di frekuensi low. Dari pemiliknya diketahui bahwa arus diam-nya diturunkan dari 1.7A menjadi 1.1A, rupanya, inilah yang mengakibatkan performance Aleph J2-clone kurang optimal. Menurut pemiliknya, setelah arus diam-nya dikembalikan ke 1.7A, performance Aleph J2-clone kembali seperti sediakala. Sayang sekali, saya tidak sempat mengambil foto Aleph J2-clone ketika tampil di ruang dengar saya.

Setelah beberapa rekan pulang, saya pun melanjutkan dengan uji dengar Marantz CD4000, Philips SD110, serta kabel speaker Kimber 4TC dan 8TC bersama Pak PJ. Kami sepakat bahwa suara Marantz CD4000 memang sangat musikal, walaupun memiliki sedikit kekurangan dalam micro-harmonic jika dibandingkan Shanling T1000, sementara performance Philips SD110 memang masih kurang. Untuk uji dengar kabel, di sistem saya, Kimber 4TC terdengar agak bright, sementara Kimber 8TC terdengar lebih warm.

Saat ini, Aikido Cipinang sedang indekost di ruang dengar saya. Terimakasih untuk kesempatannya, Pak PJ, semoga hal ini bisa mendatangkan inspirasi bagi saya untuk bermain LOT di kemudian hari. Apakah saya akan go for LOT? Tunggu saja tanggal mainnya. Hehehehe ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar